Kamis, 04 Juli 2013

Kepemimpinan Yang Sejati


Ada pemimpin yang dilahirkan dan ada pula yang terlahir sebagai pemimpin. Masalahnya, menjadi pemimpin sejati memang tidak mudah karena pemimpin memiliki tanggung jawab terhadap organisasi yang dipimpinnya. Banyak sekali kriteria yang harus dimiliki sehinggga pemimpin dapat membuat bawahannya aman dan nyaman dalam bekerja.
Berikut ini adalah beberapa cara bagaimana menjadi seorang pemimpin sejati :
  • Memiliki Visi dan Tujuan Yang Jelas
Visi dan tujuan harus dimiliki seorang pemimpin serta tahu ke mana akan dibawa bawahannya. Pemimpin yang memiliki visi dan arah yang jelas memiliki kemungkinan sukses lebih besar daripada pemimpin yang biasa-biasa saja
  • Mau Terus Menerus Belajar dan Diajar
Banyak hal yang harus dipelajari oleh seorang pemimpin jika ia ingin terus bertahan sebagai pemimpin yang dihargai oleh bawahannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk memiliki hati yang mau diajar, baik oleh pemimpin yang lain maupun bawahannya sendiri dan belajar dari pengalaman orang-orang lain.
  • Selalu Terbuka Mencari Bentuk Baru
Salah satu kunci keberhasilan dari menjalankan organisasi adalah mengulang-ulang sesuatu yang terbukti berhasil. Masalahnya, seorang pemimpin yang secara kebetulan jadi pemimpin, cenderung terus saja mengulang metode tadi dan tak berani melakukan terobosan baru. Sebaliknya, pemimpin sejati mengakui keberhasilannya tetapi juga menyadari bahwa selalu ada jalan lain untuk membuat sesuatu lebih baik lagi.
  • Menuntaskan Pekerjaan
Banyak pemimpin berkata, “permainannya” telah selesai. Padahal, seorang pemimpin sejati, tidak akan pernah merasa selesai bekerja. Tiap hari pasti ada masalah baru yang harus segera dituntaskan. Jadi, pemimpin seharusnya tidak bosan membuat suatu tujuan yang pragmatik dengan ukuran yang dapat dihitung, kapan harus dimulai dan berakhir. Kemampuan untuk menyelesaikan pekerjaan merupakan tantangan.

           Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan menjadi luar biasa karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin. Pemimpin itu memimpin, pengikut itu mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh karena itu, kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.

Minggu, 30 Juni 2013

Arti Sebuah Kerja Sama


Pada suatu hari, Bima sedang mendesain sebuah gambar dikomputer, sebuah gambar pemandangan yang sangat indah. Bima mendesainnya sedemikian rupa dengan perpaduan warna yang sangat menarik. Setelah selesai, Bima mencetak hasilnya dan sungguh mengecewakan dirinya. Hasilnya tidak sama seperti apa yang telah Bima desain dikomputer karena warnanya mengalami perubahan dan tidak sesuai dengan gambar dikomputer. Bima berpikir mungkin printernya memiliki kualitas yang buruk sehingga menghasilkan suatu gambar yang tidak bagus. Bima kemudian menceritakan hal itu kepada temannya yang ahli dalam menangani printer. Setelah dicek oleh temannya, ternyata salah satu dari tinta printernya sudah habis dan harus diisi lagi. Setelah tintanya diisi, kemudian Bima mencetak ulang desain gambarnya. Hasilnya sungguh berbeda. Gambar yang dicetak sekarang tampak lebih indah dan berwarna dibandingkan dengan sebelumnya. Kerja sama dalam sebuah tim adalah seperti kumpulan tinta printer yang bekerja sama untuk menghasilkan gambar yang indah. Sekalipun desain gambar dikomputer sangat bagus, namun bila printer kehabisan salah satu warna saja, maka seluruh hasil gambar yang dicetak akan terpengaruh.

Kerja sama yang baik dalam sebuah tim akan menumbuhkan kemampuan untuk menggapai visi dan tujuan bersama. Demikian juga dengan hidup ini, kita perlu bekerja sama dengan pihak lainnya, mungkin dalam suatu bidang pekerjaan atau yang lainnya. Namun ingat, kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama yang positif, bukan negatif. Kekuatan suatu tim akan hilang apabila orang-orang yang ada di dalam tim tersebut bersikap egois, mau menang sendiri, dan tidak menyelaraskan tindakan mereka kepada tujuan tim. Oleh sebab itu, mulailah membangun sebuah kerja sama tim yang baik agar tujuan yang telah disepakati bersama dapat tercapai dengan baik.

Nilai Sebuah Pemberian



Ada suatu kisah tentang persahabatan 2 orang wanita. Mereka sudah sangat lama saling mengenal satu sama lain. Mereka adalah Trivonia dan Hanny. Pada suatu hari, Hanny sedang berulang tahun. Tentu saja itu adalah sebuah moment yang menyenangkan bagi dirinya. Sebagai seorang sahabat yang baik, Trivonia ingin memberikan sebuah kado yang terbaik. Namun karena ia tidak memiliki uang yang cukup, ia akhirnya membelikan kado yang lebih murah. Ketika ia memberikan kado kepada sahabatnya itu, ia berkata, “Hanny, sebenarnya saya ingin membelikan kamu kado yang lebih baik, tetapi uang saya tidak cukup, jadi akhirnya saya membelikan kado yang lebih murah. Saya berharap kamu dapat menerima kado ini.” Lalu, Hanny pun menjawab, “Terima kasih Trivonia sahabatku. Tentu saja saya akan menerima kado ini dan saya akan menghargainya sebesar yang sebenarnya ingin kamu berikan kepada saya.

Apa makna dari cerita tersebut ? Maknanya adalah bahwa nilai pemberian seseorang tidaklah selamanya sebesar harga nominal pemberiannya. Ada hal lain yang menentukan nilai sebuah pemberian, yakni motivasi hati. Itulah sebabnya, kado ulang tahun Hanny yang diberikan oleh Trivonia dinilai lebih besar dari harga nominal hadiahnya, sebab motivasi hati Trivonia adalah ingin memberi hadiah yang lebih berharga dari itu. Namun sebaliknya, apabila ia memberikan sebuah kado yang amat sangat mahal, tetapi tidak memberikan dengan ketulusan hati, maka tentu saja nilai pemberiannya akan dinilai lebih rendah dari harga nominal pemberiannya tersebut. Nilai pemberian kita diukur berdasarkan motivasi dan ketulusan hati, bukan berdasarkan nilai nominalnya. Oleh sebab itu, marilah memberi dengan ikhlas dan tulus hati.

Rabu, 26 Juni 2013

Pendamai Dalam Keluarga


Hampir setiap keluarga, yang namanya orang tua bertengkar itu pasti pernah terjadi. Namun, terkadang pertengkaran orang tua bisa jadi masalah bagi anak, apalagi jika pertengkaran itu terjadi berulang kali. Bahkan, banyak anak (maupun remaja) yang akhirnya memilih untuk meninggalkan rumah dan lebih sering ada di luar rumah karena tidak tahan melihat pertengkaran orang tuanya. Namun, meninggalkan rumah seperti itu sama sekali bukan cara yang tepat. Mengapa ? Karena dalam beberapa kasus, pertengkaran orang tua tidak selalu berarti bahwa mereka saling membenci. Mungkin saja ada suatu ketidaksepahaman diantara orang tua. Selain itu, ada yang mengatakan bahwa konflik suami istri adalah “bumbu” dalam pernikahan. Dalam pertengkaran orang tua, biasanya adalah masalah yang cukup sepele.

Meski demikian, tidak semua pertengkaran bisa dipandang biasa. Terkadang, ada permasalahan yang sifatnya spesial. Disinilah seorang anak dalam keluarga dapat berperan sebagai pembawa damai. Beberapa hal yang bisa dilakukan seorang anak yaitu berdoa kepada Tuhan agar masalah dapat terselesaikan, tidak terburu-buru dalam menasihati orang tua yang sedang dalam keadaan emosi, dan lain-lain. Anak semestinya tetap tenang dalam menghadapinya. Apabila situasi yang dihadapi sang anak memang sangat tidak mendukung, lebih baik mundur dulu (bukan berarti kabur dari permasalahan). Permasalahan seperti ini juga kerap terjadi bagi kita, anak-anak muda. Jika keadaan sudah memungkinkan, kamu bisa mengajak mereka berbicara dan saling berbagi. Namun, janganlah kamu juga terjebak menjadi memihak ayah atau ibu. Oleh sebab itu, teruslah mencari solusi yang tepat agar permasalahan yang ada dapat terselesaikan.

Sabtu, 22 Juni 2013

Ingat, Orang Tua Pernah Muda


Seorang ibu pernah bercerita tentang bagaimana ia tidak bahagia hidup dengan suaminya. Walaupun sudah cukup lama menikah dan dikaruniai seorang anak, namun sesungguhnya ia tidak mencintai suaminya. Di sisi lain, ia masih mencintai mantan kekasihnya, yang juga sudah menikah. Ibu ini menikah secara terpaksa sebagai bentuk “pelarian” karena kekasihnya meninggalkannya dan menikah dengan perempuan lain. Sebenarnya saat itu, orang tua si ibu sudah berulang kali memperingatkannya agar ia tidak menikah dengan pria yang menjadi suaminya sekarang. Menurut orang tuanya, pria itu bukanlah pasangan yang tepat bagi dirinya. Namun, karena putus asa ditinggalkan kekasihnya, ia nekat menikahi pria yang menjadi suaminya sekarang. Akibatnya, ia tidak bahagia dalam menjalani kehidupan rumah tangganya. Ia harus menerima kenyataan ini. Selain itu, ibu tersebut juga tidak bahagia dengan suaminya karena kebiasaan dan perilaku buruk sang suami. Suami tersebut juga tidak memiliki pekerjaan tetap bahkan lebih sering menganggur daripada bekerja. Suaminya juga sering mabuk-mabukan dan memukuli istrinya. Sekarang, yang bisa dilakukan oleh ibu ini adalah berusaha mencintai suaminya dan menerima segala keadaannya serta berusaha untuk merubah perilaku buruk suaminya.
Seorang ibu pernah berkata, “Hormatilah orang tua karena orang tua pernah muda, sedangkan orang muda belum pernah tua.” Memang benar, menghormati orang tua kita salah satunya adalah mau mendengar masukan-masukan dari mereka karena hal itu demi masa depan kita agar lebih baik. Kita harus mengetahui, orang tua sudah berpengalaman. Oleh karena itu, orang tua bisa memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di kemudian hari, termasuk dalam hal pemilihan pasangan hidup. Meskipun zaman sudah berubah, namun pengalaman dari orang tua akan sangat berguna bagi kita, anak muda, di kemudian hari.
Mungkin kita sering mendengar anak-anak muda berkata bahwa sekarang bukan zaman Siti Nurbaya di mana jodoh haruslah dipilih oleh orang tua. Itu memang benar, namun tidak berarti kita mengabaikan begitu saja masukan-masukan yang berharga dari orang tua. Kita seharusnya menaati orang tua kita. Oleh karena itu, anak muda, kita harus selalu mendengarkan nasihat dan masukan dari orang tua, termasuk dalam hal pemilihan jodoh. Jangan sampai kita menyesal di kemudian hari.

Sabtu, 08 Juni 2013

Laporan Observasi E-Learning


Yogi Pranata Ginting                  121301045
Lasma Yulianti                           121301057
Jefry Andi Pimanta                    121301069
Oriza Bella                                121301081
Trishna Yodi Sinambela             121301105

Laporan Hasil Observasi

A.           PENJELASAN DESKRIPSI SEKOLAH
Nama Sekolah                                      :    SMA Negeri 1 Berastagi
Alamat                                                  :    Jl. Jamin Ginting No.12 Berastagi
Uang Sekolah                                       :    Rp. 150.000,00
Konsep e-learning yang digunakan       :    off-line dan on-line
Lama waktu penggunaan e-learning      :    2008-sekarang
Website                                                 :    http://www.smansagi.sch.id
Email                                                     :    admin@smansagi.sch.id
                                                                  smansagi@yahoo.com



B.            URAIAN OBJEKTIF OBSERVASI
Pelaksanaan                                 :    Kamis, 23 Mei 2013
Kelas yang di Observasi               :    XI-IPA 4 dan XI-IPS1
Lama Observasi                           :    1 jam pelajaran
Pembagian dalam Observasi         :    Anggota Kelompok dibagi dibagi didalam 2 kelompok
                                                         masing-masing kelompok melakukan observasi dikelas
                                                         yang berbeda.


LAPORAN HASIL OBSERVASI

a.         Teori Belajar
Teori belajar yang berkembang pada proses pengajaran disekolah ini adalah teori belajar kognitif dimana peranan siswa sangatlah diutamakan .Pada pembelajaran kognitif ini, proses mental lebih ditekankan kepada motivasi internal, sehingga pribadi yang mengalaminya sendirilah yang mengembangkan tanpa pengaruh langsung dari pihak lain, disinilah peran penting siswa.
 Para siswa mempresentasikan atau mentransformasi pengalaman mereka secara kognitif. Siswa menampilkan atau mempresentasikan hasil diskusi tentang materi yang akan dibahas pada saat itu kemudian siswa sendiri yang menanggapi pembahasannya sehingga hasil yang dipelajari oleh setiap siswa dapat berkembang secara lebih mandiri dan peranan guru hanya sebatas mengawasi serta memberikan tambahan untuk melengkapi hasil pembelajaran.
Yang menjadi kekurangan menurut observasi kami adalah, masih ada siswa yang belum memiliki kemauan untuk ikut terjun langsung dalam proses diskusi, mereka mengandalkan siswa lain untuk mengerjakan setiap tugas yang diberikan pada kelompok tersebut. Biasanya siswa tersebut hanya berdiam diri saja sedangkan temannya yang lain sudah fokus pada pembelajaran.

b.        Motivasi
Dalam proses  pembelajaran yang berlangsung di kelas, terdapat motivasi yang berbeda- beda yang ada pada masing- masing siswa. Ada seorang siswa yang bertanya bukan karena keingintahuannya akan topik tersebut, tetapi hanya untuk mendukung  kelompoknya saja, termasuk kepada performance goals. Karena sebenarnya pertanyaan tersebut sudah ditanyakan oleh penanya sebelumnya dan sudah dibahas. Mengapa performance goals? Jika si penanya tersebut memang belum mengerti akan pertanyaan yang dia tanyakan, dia bisa meminta penjelasan kembali. Dia tidak meminta penjelasan namun mengganti pertanyaan yang lain. Dilihat dari sisi presenter, menurut kelompok termasuk ke dalam mastery goals. Karena mereka berusaha memaparkan materi sebisa mereka dan mencoba menjawab pertanyaan yang ditujukan kepada mereka.
Peran guru dalam memotivasi siswa juga masih terbatas dimana hanya sebagian siswa saja yang mendengarkan ketika guru memberikan penjelasan kepada siswa sedangkan siswa yang lain malah sebaliknya sibuk sendiri. Oleh karena itu pentingnya komunikasi yang baik antara siswa dan guru.

c.         Orientasi Belajar
Berdasarkan observasi yang dilakukan dalam proses pembelajarannya, orientasi belajar yang disampaikan 70% nya sudah mengadaptasi konsep student centered learning (SCL). Untuk kelas IPA yang sudah mengadaptasi konsep SCL yaitu mata pelajaran matematika, fisika, kimia, biologi dan bahasa inggris. Sedangkan Kelas IPS mata pelajaran sosiologi, ekonomi, geografi dan sejarah.
Konsep SCL yang diterapkan yaitu guru memberikan tugas / bahan yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya kepada siswa, kemudian siswa mendiskusikannya dan membuat slide dari resume yang akan dipresentasikan. Setelah siswa melakukan presentasi maka siswa lainnya diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan terhadap materi yang disampaikan, sehingga apabila terdapat materi yang belum dapat dimengerti dapat didiskuskusikan dan akan mendorong kreatifitas serta inovasi dari siswa dalam membahas materi tersebut. Kemudian webasite yang telah disediakan, membantu mendukung interaksi guru dengan siswa dalam membantu proses pembelajaran. Guru menyediakan bahan ataupun materi yang akan membantu siswa untuk mempelajari terlebih dahulu sebelum dijelaskan didalam kelas.
Peran guru sebagai pendamping akan membantu untuk menambahi ataupun melengkapi pembahasan serta memberikan motivasi kepada para siswa ,sehingga proses pengajaran dapat secara aktif dilaksanakan.

d.        Manajemen Kelas
       Manajemen Kelas yang terbentuk adalah bersifat Tatap Muka dimana gaya susunan kelasnya siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang saling berhadapan.
Bedasarkan hasil pengamatan kelompok, kelas mempunyai luas sekitar 9x9 meter à81m2, terdiri atas 4 baris tempat duduk, masing-masing baris terdiri atas 4 meja dan bangku yang masing-masingnya diperuntukkan kepada 2 orang dan dibuat saling menghadap antar kelompok dan meja guru sebagai pusatnya didepan kelas. Keadaan kelas yang menjadi tempat kami observasi bisa dikatakan kondusif, namun ada beberapa siswa yang kurang tertib dalam proses belajar mengajar.


C.            RANGKUMAN HASIL OBSERVASI
1.        Menurut Kelompok
Bahwa konsep e-learning yang diterapkan didalam proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik, hal ini akan mendukung berkembangnya orientasi belajar student centered learning (SCL) melalui konsep tatap muka yang akan menumbuhkan kemandirian kepada setiap siswa dalam belajar.
Karena konsep tatap muka yang diterapkan sekolah merupakan hal yang sangat penting. Sekolah juga mengungkapkan bahwa proses transfer ilmu pengetahuan akan lebih efektif karena jika terjadi kesulitan memahami suatu konsep yang dijelaskan, para siswa dapat langsung memperoleh penjelasan dari fasilitator yang mendampinginya.
Dapat dipastikan bahwa model pembelajaran tatap muka ini tidak dapat digantikan oleh model pembelajaran apapun, walaupun bukan berarti pembelajaran tatap muka ini tidak memiliki kelemahan. Kelemahan utama pembelajaran tatap muka terletak pada proses nya yang hanya dapat dilaksanakan dalam jangka waktu pendek yang sudah ditentukan.
Dimana peran siswa yang belum terarah secara maksimal, masih banyak siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri ataupun tidak perduli dengan proses pembelajaran  yang disampaikan .Oleh sebab itu sangatlah penting pembelajaran e-learning ini harus diarahkan ataupun dikembangkan lagi keaktifan siswa ataupun konsep SCL sebagai bagian dari proses pembelajaran.

2.        Menurut Pandangan Pribadi
......

D.    TESTIMONI TENTANG PERENCANAAN DAN PROSES OBSERVASI
1.       Oriza Bella S
Observasi  di SMA  N.1 Berastagi  merupakan observasi pertama yang saya lakukan. Awalnya kami bingung memilih sekolah mana yang kami pilih untuk diobservasi dikarenakan semua anggota dari kelompok kami tidak ada yang berasal dari kota Medan dan  bersekolah di Medan. Terlebih lagi, tiap sekolah yang diusulkan sudah terlebih dahulu dipilih kelompok lain, sehingga tidak memungkinkan kami untuk mengobservasi sekolah karena jumlah maksimal kelompok untuk mengobservasi sekolah yang sama adalah dua kelompok. Akhirnya, kami pun memilih SMAN 1 Berastagi.
Dalam melakukan observasi, saya agak sedikit kesal melihat suasana kelas untuk pertama kali karena saya membandingkan dengan kelas saat kuliah. Suasana kelas begitu gaduh, ribut, dan presentasi tidak terarah. Namun, saya ingat kembali bahwa usia mereka masih SMA dan  wajar mereka bersikap seperti itu membuat saya mengerti keadaan mereka. Namun, observasi ini cukup menarik karena ilmu dari psikologi pendidikan terlihat nyata  dan teraplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Jefry Andi Pimanta
Tanggapan saya mengenai tugas observasi ini adalah bahwa untuk mendukung kesiapan mahasiswa psikologi dalam menghadapi masyarakat kelak, sangatlah dibutuhkan proses praktek langsung, dimana mahasiswa belajar bagaimana untuk melakukan observasi yang baik dan bersifat obyektif.
3.      Yogi Pranata Ginting
Saya ketika observasi merasa cukup senang, karena pada saat mengobservasi, siswa dan guru sangat baik dalam menyambut kami, dalam observasi pun saya merasa enjoy, karena pihak sekolah baik guru ataupun siswa mendukung proses observasi yang berjalan.

4.      Trishna Yodi Sinambela
Menurut saya, observasi ini melatih mahasiswa agar dapat mengenal lingkungan sekitarnya, terutama jurusan psikologi adalah ilmu yang berhubungan dengan manusia. Jadi, observasi ini sangat berguna dalam menghadapi manusia-manusia disekitar kita.
5.      Lasma Yulianti
Ini tugas pertama saya dalam mengobservasi sekolah. Awalnya saya merasa gugup dan tidak percaya diri karena harus memasuki sekolah yang saya tidak tahu sebelumnya dan harus berada dalam kelas yang isinya siswa yang saya tidak kenal sebelumnya. Waktu didalam kelas saya merasa gugup berada di depan mereka para siswanya dan menjadi pusat perhatian mereka. Untung saja pada saat kami duduk di belakang kelas dan mengamati proses belajar yang terjadi ada seorang siswa yang ramah dan menyapa kami, sehingga perasaan gugup dan kaku itu berkurang. Sekolah pertama yang kami observasi ini kepala sekolah, guru, dan perangkat sekolah lainnya ramah dan sangat membantu terutama dikarenakan adanya alumni dari kelompok kami sehingga proses kami untuk mendapatkan izin memasuki sekolah untuk tugas observasu berjalan lancar dan data yang kami dapat juga cukup lengkap.