Kamis, 28 Februari 2013

Persiapan Akhir Hidup

Alkisah, ada sebuah kerajaan Antah-Berantah dengan rajanya yang sudah memerintah sejak dia masih muda. Suatu kali, sang raja ingin mencari pengganti dirinya yang dapat memimpin kerajaan tersebut. Raja pun mengadakan sayembara. Maka, disebarlah pengumuman itu. Ada dua syarat untuk menjadi raja. Pertama, siapapun yang terpilih menjadi raja, hanya boleh menjabat selama lima tahun. Kedua, setelah memerintah selama lima tahun, raja yang terpilih akan dibuang ke sebuah pulau yang terkenal memiliki binatang yang sangat buas. Syarat yang pertama tidak ada masalah. Namun, syarat kedua begitu berat karena pulau tersebut masih berupa hutan rimba dan penuh dengan binatang buas. Oleh sebab itu, belum ada seorang pun yang berani mengajukan diri, meski sudah sekian lama sayembara tersebut.
Suatu hari, ada seorang pemuda yang menyatakan kesanggupannya menjadi seorang raja. Pemuda ini ingin merasakan nikmatnya menjadi raja karena selama ini hidupnya selalu berkekurangan. Ketika dia menjadi raja, dia pun mendapatkan segala pelayanan dan fasilitas layaknya seorang raja. Namun sayang, ketakutan akan kematian membuatnya tidak bisa menikmati semua kenyamanan yang ada. Akhirnya, habislah masa jabatannya dan dia pun dibuang ke pulau tersebut. Tidak lama kemudian, terdengarlah kabar bahwa pemuda tersebut tewas dimakan singa dan binatang buas lainnya. Maka, semakin banyak orang yang mengurungkan niatnya untuk melamar menjadi raja. Hingga pada suatu hari, ada orang kedua yang melamar. Dia hanya ingin bersenang-senang sebelum menemui ajalnya. Lima tahun selama menjadi raja, dia gunakan untuk memuaskan dirinya dengan berfoya-foya dan berpesta pora. Lima tahun berakhir, orang ini pun dibuang ke pulau tersebut dan mengalami nasib yang serupa seperti orang yang pertama. Sudah dua orang tewas, sehingga membuat banyak orang melupakan mimpinya menjadi raja. Namun pada suatu hari, datanglah seorang guru untuk melamar. Hal itu membuat banyak orang penasaran. Ada yang menertawakannya, tapi ada juga yang merasa iba. Guru itu pun menjadi raja. Ternyata berbeda dengan dua orang sebelumnya, guru ini tetap pada pola hidupnya yang sederhana. Namun, dia membuat beberapa tindakan selama menjadi raja. Di tahun-tahun menjadi raja, dia melakukan persiapan untuk memperbarui pulau tersebut agar menjadi tempat yang siap huni. Dia memerintahkan pasukannya pergi ke pulau tersebut untuk membabat hutan dan memindahkan semua binatang ke tempat lain. Dia juga menyuruh mereka untuk membangun istana, mengumpulkan harta, dan menyuruh pelayan istana beserta keluarganya pergi ke pulau itu. Lima tahun masa jabatan berakhir dan guru itu dibuang ke pulau tersebut yang telah siap huni dan siap untuk ditinggali. Guru itu menjadi raja di pulau tersebut dan memerintah dengan penuh kebijaksanaan.
Banyak orang yang selama hidupnya hanya menyia-nyiakan kesempatan atau peluang yang dimiliki. Mereka hanya bersenang-senang yang mana sifatnya tidak kekal. Hidup di dunia ini hanya sementara. Manfaatkan hidup yang singkat ini sebagai sebuah persiapan untuk masa-masa yang akan datang. Hiduplah dengan seksama dan pergunakan waktu kita saat ini dengan baik. Janganlah selalu memikirkan kesenangan yang sifatnya duniawi saja. Hiduplah dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawab.