Ada seorang ayah yang hidup berdua dengan anak laki-lakinya. Sang ayah
dikenal sangat baik oleh lingkungannya. Para tetangga sangat menghormati sang
ayah karena kebaikan hatinya. Setiap hari ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan
anaknya. Ia ingin memberi kehidupan dan pendidikan yang terbaik bagi anak yang
dikasihinya itu. Ia merawat anaknya sedemikian rupa sejak kecil hingga dewasa.
Istrinya, ibu sang anak, meninggal sejak anak mereka kecil. Sang ayah mengasihi
anaknya dengan sepenuh hati.
Suatu hari, sang ayah mengetahui bahwa anaknya mengonsumsi narkoba
sekaligus menjadi pengedar. Sang ayah menegurnya dengan lembut dan sabar.
Namun, sang anak tidak peduli dengan teguran ayahnya sebab dari kegiatannya itu
dia mendapatkan uang yang banyak. Tidak ada satupun di antara para tetangga
mereka yang mengetahui bahwa anak dari ayah tersebut adalah pemakai dan
pengedar narkoba. Sampai suatu hari, polisi menyebarluaskan daftar pencarian
sang anak sebagai pengedar narkoba yang selama ini sudah menjadi buronan
polisi. Para tetangga tentu saja kaget mendengar berita tersebut namun mereka
masih belum percaya bahwa sang anak adalah pelaku kejahatan yang dicari-cari
polisi. Ayahnya menjadi panik dan bingung melihat keadaan yang sedang dialami
anaknya.
Suatu malam, ketika anaknya sedang tidur nyenyak, sang ayah mengambil
dan mengumpulkan barang haram milik anaknya itu. Setelah memastikan bahwa tidak
ada lagi barang-barang haram di dalam kamar anaknya, ia segera menelepon
polisi. Pada malam itu juga, dengan cepat polisi datang menangkapnya. Ia
menyerahkan dirinya dan rela mendapat hukuman mati demi menyelamatkan sang anak
dari hukuman mati. Rupanya, sang ayah mengambil barang-barang haram itu dan
ditaruh di kamarnya sendiri. Ia berpikir bahwa cepat atau lambat, anaknya pasti
akan ditangkap polisi dan mendapatkan hukuman mati. Oleh sebab itu, ia
melakukan suatu tindakan agar anaknya terhindar dari hukuman mati. Sang ayah
menyerahkan dirinya sebagai pengedar narkoba. Malam itu, para tetangga sangat
terkejut melihat sang ayah ditangkap oleh polisi karena mereka berpikir bahwa
tidak mungkin sang ayah yang dikenal baik melakukan tindakan melawan hukum.
Mereka pun menghina sang ayah dengan berkata, “Dasar munafik, sok kudus, dan sok baik, tetapi sesungguhnya ia adalah
penjahat.” Sang anak ditahan polisi dengan tuduhan sebagai pemakai narkoba,
namun setelah itu ia dibebaskan kembali.
Itulah kasih sayang seorang ayah. Seorang ayah yang baik tidak akan
pernah ingin anaknya mendapat celaka. Dia rela melakukan apa saja, bahkan
melakukan tindakan yang disebut jahat, demi kebaikan anaknya. Pengorbanan
adalah wujud dari kasih sejati, sedangkan kasih yang pura-pura hanya melihat
untung-ruginya. Itulah pengorbanan sang ayah. Oleh sebab itu, hormatilah ayahmu
selagi kamu masih diberikan kesempatan agar kamu tidak menyesal di kemudian
hari.