Kamis, 25 April 2013

Dengan Apa Yang Ada


Alkisah, hiduplah seorang pemuda bernama Taro. Ia bekerja di ladang orang dan tinggal di lumbung milik orang itu. Suatu hari, Taro berkata dalam hatinya, “Hmm, sudah bekerja keras, tapi hidupku selalu pas-pasan. Bagaimana ya caranya supaya hidupku bahagia ?” Tiba-tiba seorang kakek tua muncul dan berkata, “Anak muda, esok hari engkau akan mendapatkan suatu benda yang dapat membuat hidupmu bahagia. Peliharalah benda tersebut baik-baik.” Besoknya, ketika sedang keluar dari pintu, tiba-tiba ia terjatuh dan menimpa sebatang jerami. “Oh, jadi maksud kakek itu jerami ini ya. Tapi, bagaimana caranya sebuah jerami dapat mendatangkan kebahagiaan ?” pikirnya. Dengan agak kecewa, ia memegang jerami tersebut. Di tengah jalan, ia menangkap dan mengikat seekor kupu-kupu dijeraminya itu. Tak lama kemudian,  lewatlah sebuah kereta kuda beserta dengan beberapa pengawal. Di dalam kereta kuda tersebut, ada seorang anak yang melihat dan menginginkan kupu-kupu milik Taro. Sang pengawal pun memintanya dan Taro memberikannya. Sebagai gantinya, ibu dari anak tersebut memberikan jeruk yang segar. Kemudian, Taro melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan seorang wanita. Wanita tersebut berkata, “Maaf, apakah di sekitar sini ada mata air ?” Taro menjawab, “Ada, tetapi tempatnya cukup jauh. Kalau kamu haus, ini jerukku.” “Terima kasih ya. Sebagai rasa terima kasihku, terimalah kain tenun ini,” kata si wanita. Lalu Taro pergi sambil membawa tiga gulung kain tenun itu. Tidak lama kemudian, lewatlah prajurit berkuda dan kudanya jatuh di dekat Taro. “Aduh, padahal saya sedang buru-buru,” kata si prajurit. Melihat hal itu, Taro menawarkan diri untuk mengobati dan sekaligus memiliki kuda tersebut. Sebagai gantinya, ia memberikan segulung kain tenunnya. Setelah itu, ia segera merawat kudanya dan pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan kuda. Taro menukar makanan kuda itu dengan segulung kain tenunnya. Petani itu merasa senang dan ia menjamu Taro di rumahnya. Besoknya, Taro pun pamit pulang. Di tengah jalan, ia bertemu dengan seorang bapak yang sangat menyukai kuda milik Taro. “Wah, kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku tidak punya uang. Bagaimana kalau kuganti dengan sawahku ?” Lalu kata Taro, “Baiklah, uang kalau dipakai bisa habis, tetapi sawah bisa digarap.” Bapak itu berkata, “Bijaksana sekali kamu, anak muda. Bagaimana jika selama aku pergi jauh, kau tinggal di rumahku sambil menggarap sawah ?” Sejak saat itu, Taro menjaga rumah itu sambil menggarap sawah. Akhirnya, Taro menjadi kaya, diawali dari sebuah jerami.

Suatu pelajaran yang penting. Tuhan memberikan kita masing-masing bakat dan kemampuan dalam melakukan sesuatu. Manfaatkanlah dengan baik bakat yang ada pada anda serta berusahalah, maka Tuhan akan menolong anda untuk mencapai kesuksesan. Alangkah lebih baik apabila seseorang hanya memiliki satu kemampuan namun dikerjakannya dengan maksimal daripada seseorang yang memiliki banyak kemampuan namum malas untuk mengerjakannya. Mengucap syukurlah dengan apa yang ada pada diri anda dan terus berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar