Alkisah, hiduplah
seorang pemuda bernama Taro. Ia bekerja di ladang orang dan tinggal di lumbung
milik orang itu. Suatu hari, Taro berkata dalam hatinya, “Hmm, sudah bekerja keras, tapi hidupku selalu pas-pasan. Bagaimana ya
caranya supaya hidupku bahagia ?” Tiba-tiba seorang kakek tua muncul dan
berkata, “Anak muda, esok hari engkau
akan mendapatkan suatu benda yang dapat membuat hidupmu bahagia. Peliharalah benda
tersebut baik-baik.” Besoknya, ketika sedang keluar dari pintu, tiba-tiba
ia terjatuh dan menimpa sebatang jerami. “Oh,
jadi maksud kakek itu jerami ini ya. Tapi, bagaimana caranya sebuah jerami dapat
mendatangkan kebahagiaan ?” pikirnya. Dengan agak kecewa, ia memegang
jerami tersebut. Di tengah jalan, ia menangkap dan mengikat seekor kupu-kupu
dijeraminya itu. Tak lama kemudian, lewatlah sebuah kereta kuda beserta dengan
beberapa pengawal. Di dalam kereta kuda tersebut, ada seorang anak yang melihat
dan menginginkan kupu-kupu milik Taro. Sang pengawal pun memintanya dan Taro
memberikannya. Sebagai gantinya, ibu dari anak tersebut memberikan jeruk yang
segar. Kemudian, Taro melanjutkan perjalanannya dan bertemu dengan seorang
wanita. Wanita tersebut berkata, “Maaf,
apakah di sekitar sini ada mata air ?” Taro menjawab, “Ada, tetapi tempatnya cukup jauh. Kalau kamu haus, ini jerukku.” “Terima kasih ya. Sebagai rasa terima
kasihku, terimalah kain tenun ini,” kata si wanita. Lalu Taro pergi sambil
membawa tiga gulung kain tenun itu. Tidak lama kemudian, lewatlah prajurit
berkuda dan kudanya jatuh di dekat Taro. “Aduh,
padahal saya sedang buru-buru,” kata si prajurit. Melihat hal itu, Taro
menawarkan diri untuk mengobati dan sekaligus memiliki kuda tersebut. Sebagai
gantinya, ia memberikan segulung kain tenunnya. Setelah itu, ia segera merawat
kudanya dan pergi ke rumah seorang petani untuk meminta makanan kuda. Taro
menukar makanan kuda itu dengan segulung kain tenunnya. Petani itu merasa senang
dan ia menjamu Taro di rumahnya. Besoknya, Taro pun pamit pulang. Di tengah
jalan, ia bertemu dengan seorang bapak yang sangat menyukai kuda milik Taro. “Wah, kuda yang bagus. Aku menginginkannya, tetapi aku tidak punya uang. Bagaimana kalau kuganti dengan sawahku ?”
Lalu kata Taro, “Baiklah, uang kalau
dipakai bisa habis, tetapi sawah bisa digarap.” Bapak itu berkata, “Bijaksana sekali kamu, anak muda. Bagaimana
jika selama aku pergi jauh, kau tinggal di rumahku sambil menggarap sawah ?”
Sejak saat itu, Taro menjaga rumah itu sambil menggarap sawah. Akhirnya, Taro
menjadi kaya, diawali dari sebuah jerami.
Suatu pelajaran yang
penting. Tuhan memberikan kita masing-masing bakat dan kemampuan dalam
melakukan sesuatu. Manfaatkanlah dengan baik bakat yang ada pada anda serta
berusahalah, maka Tuhan akan menolong anda untuk mencapai kesuksesan. Alangkah
lebih baik apabila seseorang hanya memiliki satu kemampuan namun dikerjakannya
dengan maksimal daripada seseorang yang memiliki banyak kemampuan namum malas
untuk mengerjakannya. Mengucap syukurlah dengan apa yang ada pada diri anda dan
terus berusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar